Suku Alune (Pata Alaone Halune). Suku Alune, merupakan salah satu suku tertua di provinsi Maluku yang berada di kabupaten Maluku Tengah, selain itu mereka juga tersebar di pulau-pulau kecil yang berada sekitarnya. Populasi suku Alune terus bertambah setiap saatnya. Menurut cerita penuturan masyarat suku Alune, mereka berasal dari keturunan Alifuru dan termasuk dalam persekutuan adat Patasiwa (Sembilan).
Masyarakat Suku Alune ini biasanya hidup di daerah pantai. Mereka berasal dari pulau Seram, dan dari pulau ini lah mereka menyebar ke pulau-pulau sekitarnya terutama di Maluku Tengah. Orang Alune ini memiliki ciri-ciri fisik dengan kulit sawo matang, rambut hitam kejur, dan tinggi sekitar 155-165 cm. Bahasa yang digunakan oleh suku Alune ini adalah bahasa Alune, yang dikelompokkan ke dalam bahasa Melayu, karena mirip dengan bahasa Melayu Ambon dan Melayu Maluku Utara. Bahasa Alune ini termasuk bahasa Malayo-Polynesian. Bahasa Alune ini dikenal juga dengan nama bahasa Patasiwa Alfoeren yang memiliki beberapa dialek, walau penuturnya tidak banyak. Dialek paling banyak penuturnya adalah dialek Rambatu.
Masyarakat Suku Alune ini biasanya hidup di daerah pantai. Mereka berasal dari pulau Seram, dan dari pulau ini lah mereka menyebar ke pulau-pulau sekitarnya terutama di Maluku Tengah. Orang Alune ini memiliki ciri-ciri fisik dengan kulit sawo matang, rambut hitam kejur, dan tinggi sekitar 155-165 cm. Bahasa yang digunakan oleh suku Alune ini adalah bahasa Alune, yang dikelompokkan ke dalam bahasa Melayu, karena mirip dengan bahasa Melayu Ambon dan Melayu Maluku Utara. Bahasa Alune ini termasuk bahasa Malayo-Polynesian. Bahasa Alune ini dikenal juga dengan nama bahasa Patasiwa Alfoeren yang memiliki beberapa dialek, walau penuturnya tidak banyak. Dialek paling banyak penuturnya adalah dialek Rambatu.
Orang Alune telah memeluk agama Kristen, yang diperkenalkan oleh misionaris Belanda maupun Portugis. Namun kepercayaan asli nenek moyang Suku Alune (Tradisi yang disebut Kakehan) seperti percaya kepada roh leluhur masih diyakini sebagai pelindung dan memberi keselamatan kepada kehidupan mereka. Mereka pun percaya kepada roh jahat yang bisa mendatangkan penyakit. Dalam kehidupan sehari-hari para laki-laki dan perempuan suku Alune mengenakan sedikit kain, karena lingkungan mereka yang lembap. Orang dewasa mengenakan kain pinggang pendek yang terbuat dari serat kulit, sama seperti baju tapa Polynesian. Kain pinggang ini memanjang hingga di atas lutut dan kadang memiliki pola dekoratif.
Pada acara adat tradisional, laki-laki Alune memakai baju perang dengan pedang panjang. Mereka memperagakan aktivitas perang dengan suku-suku lain, seperti yang mereka alami pada masa lalu. Sedangkan para perempuan mengoleksi hasil hutan sambil ditemani anak-anak. Budaya dan adat-istiadat suku Alune berbeda dengan suku Wemale, dimana perayaan kelahiran bagi Suku Alune adalah peristiwa penting sementara perayaan kedewasaan perempuan bagi Suku Wemale adalah peristiwa penting. Suku Alune merupakan tukang kayu berpengalaman. Rumah-rumah kuno Alune berukuran besar dan dibangun dari kayu, ranting dan daun palem. Budaya dan gaya hidup Suku Alune berubah banyak dalam beberapa dasawarsa terakhir karena dampak konsumerisme dan juga kekacauan politik serta konflik-konflik keagamaan di Indonesia.
Suku Alune, tergolong orang yang mempunyai sikap ramah, terbuka, suka menghormati orang lain, meskipun sering berkelahi dalam pertemuan-pertemuan adat. Pada budaya mereka masa lalu, memiliki kebiasaan menghitamkan gigi, para perempuan memakai kain yang terbuat dari kulit kayu. Sedangkan nasi telah dikenal mereka sejak abad terakhir ini, sebagai makanan pokok. Suku Alune dikenal juga sebagai “Manusia Nunusaku”, di mana Nunusaku adalah nama sebuah kerajaan yang terletak di puncak sebuah gunung di pulau Seram. Di Nunusaku terdapat Danau sumber mata air yang dianggap suci dan keramat yang mengalir menjadi 3 Batang Air (Tala, Eti, dan Sapalewa). Tempat inilah yang dipercayai sebagai tempat asal muasal penduduk asli pulau Seram, yang kemudian menyebar ke pulau-pulau sekitarnya.
Penarikan garis keturunan dalam sisitem kekerabatannya bersifat patrilineal, dengan adat menetap nikah yang patrilokal. Kedudukan anak laki-laki bagi Suku Alune dipandang lebih tinggi daripada anak perempuan. Hubungan dan pergaulan antara remaja laki-laki dan remaja perempuan tidak bebas. Suatu perkawinan dilalui dengan peminangan, meskipun mereka juga mengenal kawin lari karena peminangan tadi ditolak oleh pihak perempuan. Suku Alune juga mengenal adat mas kawin. Mata pencaharian Suku Alune adalah berladang, berpindah dan meramu sagu (Pukul Sagu). Tanaman utama di ladang itu ialah ubi rambat (kasbi), talas, pisang, sayur-sayuran. Lahan yang ditinggalkan ditanami dengan pohon cengkeh, pala dan buah-buahan. Mata pencaharian sambilan adalah menyadap getah damar dan berburu binatang. Makanan pokok mereka adalah talas, ubi kayu dan sagu.
Referensi :
Referensi :
- http://fisipumj.unimus.unimus.web.id
- http://protomalayans.blogspot.com
- https://id.wikipedia.org
0 Comments
Tulislah komentar yang sopan serta tidak melanggar SARA (Suku, Agama, Ras & Antar Golongan) !